By: RIKA FEBRIYANTI

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh 
Disini saya akan menjelaskan tentang macam macam awan.


Macam-macam Awan
 Mengenai bentuk dan macam-macam awan, para ahli
meteorologi telah merumuskan bahwa awan terbagi kepada dua
kategori:
1. Awan membentang-horizontal (as-suub al-basā•iyyah al-
mumtaddah ufuqiyyan) yang mencakup beberapa jenis awan, yaitu sirus, sirokumulus, altokumulus, altostratus,
stratus, dan stratokumulus.
2. Awan bergumpal-vertikal (as-suub arukkāmiyyah al-mumtaddah ra‘siyyan). Kategori awan ini mencakup Beberapa jenis, yaitu: kumulonimbus, kumulus, dan
nimbostratus. Awan kumulus tidak bertahan lama. Apabila angin kuat
yang mengandung udara lembab bergerak ke atas, ia akan membentuk awan kumulonimbus yang membawa hujan lebat,petir, dan guruh. Awan jenis ini kadangkala mempunyai bagian atas dan bawah. Jika angin bertiup kencang, bagian atas akan membentuk satu lapisan awan yang disebut sebagai stra-tokumulus. Kecuali kumulonimbus, nimbostratus termasuk jenis awan yang ditakuti oleh manusia karena menyebabkan hujan untuk jangka waktu yang lama dan kerap menyebabkan bencana longsor dan banjir yang lambat surut. Hujan akan terjadi ketika kumpulan uap air atau kristal es
menjadi cukup berat dalam gumpalan awan dan udara tidak
mampu lagi untuk menahannya jatuh ke bumi. Fenomena ini
dapat diklasifikasikan kepada dua kategori: a.  cair yang mengakibatkan hujan dan gerimis; dan b. kristal-kristal es yang
menjadi sebab turunnya salju, hujan beku (freezing rain), dan hujan batu (hail). Hujan beku adalah air hujan yang akan membeku apabila jatuh ke bumi, sementara hujan batu terdiri dari bulir-bulir es yang mungkin mencapai seukuran bola golf.
Kedua jenis hujan ini dapat mengakibatkan kemusnahan pada tanaman ladang, menumbangkan pepohonan, serta merusak
atap rumah.Jika demikian halnya macam-macam awan dan hubungannya dengan fenomena hujan dalam tinjauan sains modern,Al-Qur'an sesungguhnya telah menyitir hal ini jauh sebelum sains modern merumuskannya. Mengutip Harun Yahya dalam situs khususnya,21 seperti yang dijelaskan oleh sains modern di atas, pembentukan hujan sebenarnya terjadi dalam tiga tahap. Pertama, pembentukan
angin; kedua, pembentukan awan; ketiga, turunnya hujan. Yang tercantum di dalam Al-Qur′an tentang pembentukan hujan
sangatlah sesuai dengan penemuan ini, yaitu firman Allah Subānahu wa ta‘ālā.
Allah-lah yang mengirimkan angin, lalu angin itu menggerakkan awan dan allah membentangkannya di langit menurut yang Dia kehendaki, dan menjadikannya bergumpal-gumpal, lalu engkau lihat hujan keluar dari celah-celahnya, maka apabila Dia menurunkannya kepada hamba-
hamba-Nya yang Dia kehendaki tiba-tiba mereka bergembira. (ar-Rūm/30: 48)
Tahap pertama, "Dialah Allah Yang mengirimkan angin..."Gelembung-gelembung udara yang jumlahnya tak terhitung yang dibentuk dengan pembuihan di lautan, pecah terus-
menerus dan menyebabkan partikel-partikel air tersembur menuju langit. Partikel-partikel ini, yang kaya akan garam, lalu diangkut oleh angin dan bergerak ke atas di atmosfer. Partikel-partikel ini, yang disebut aerosol, membentuk awan dengan mengumpulkan uap air disekelilingnya,yang naik lagi dari laut,
sebagai titik-titik kecil dengan mekanisme yang disebut"perangkap air"Tahap kedua, “...lalu angin itu menggerakkan awan dan Allah membentangkannya di langit menurut yang dikehendaki-Nya, dan
menjadikannya bergumpal-gumpal..."
Awan-awan terbentuk dari uap air yang mengembun disekeliling butir-butir garam atau partikel-partikel debu di udara.
Karena air hujan dalam hal ini sangat kecil (dengan diameter antara 0,01 dan 0,02 mm), awan-awan itu bergantungan di
udara dan terbentang di langit. Jadi, langit ditutupi dengan awan-awan.Tahap ketiga, "...lalu kamu lihat air hujan keluar daricelah-celahnya..."
Partikel-partikel air yang mengelilingi butir-butir garam dan partikel-partikel debu itu mengental dan membentuk air hujan. Jadi, air hujan ini, yang menjadi lebih berat daripada udara,
bertolak dari awan dan mulai jatuh ke tanah sebagai hujan. Dalam sebuah ayat yang lain, informasi tentang proses
pembentukan hujan dijelaskan:
Tidakkah engkau melihat bahwa Allah menjadikan awan bergerak perlahan, kemudian mengumpulkannya, lalu Dia menjadikannya
bertumpuk-tumpuk, lalu engkau lihat hujan keluar dari celah-celahnya
dan Dia (juga) menurunkan (butiran-butiran) es dari langit, (yaitu) dari
(gumpalan-gumpalan awan seperti) gunung-gunung, maka ditimpakan-Nya
(butiran-butiran es) itu kepada siapa yang Dia kehendaki dan dihindarkan-Nya dari siapa yang Dia kehendaki. Kilauan kilatnya
hampir-hampir menghilangkan penglihatan. (an-Nūr/24: 43) Para ilmuwan yang mempelajari jenis-jenis awan mendapatkan temuan yang mengejutkan berkenaan dengan proses pembentukan awan hujan. Terbentuknya awan hujan yang mengambil bentuk tertentu, terjadi melalui sistem dan tahapan
tertentu pula. Tahap-tahap pembentukan kumulonimbus, sejenis awan hujan, adalah sebagai berikut:
Tahap pertama, pergerakan awan oleh angin: Awan-awan
dibawa, dengan kata lain, ditiup oleh angin.
Tahap kedua, pembentukan awan yang lebih besar:
Kemudian awan-awan kecil (awan kumulus) yang digerakkan
angin, saling bergabung dan membentuk awan yang lebih besar.
Tahap ketiga, pembentukan awan yang bertumpang tindih:
Ketika awan-awan kecil saling bertemu dan bergabung membentuk awan yang lebih besar, gerakan udara vertikal ke atas terjadi di dalamnya meningkat. Gerakan udara vertikal ini lebih kuat di bagian tengah dibandingkan di bagian tepinya. Gerakan udara ini menyebabkan gumpalan awan tumbuh membesar secara vertikal, sehingga menyebabkan awan saling bertindih-tindih. Membesarnya awan secara vertikal ini menyebabkan gumpalan besar awan tersebut mencapai wilayah-wilayah atmosfer yang bersuhu lebih dingin, di mana butiran-butiran air dan es mulai terbentuk dan tumbuh semakin membesar. Ketika butiran air dan es ini telah menjadi berat sehingga tak lagi mampu ditopang oleh embusan angin vertikal,mereka mulai lepas dari awan dan jatuh ke bawah sebagai hujan air, hujan es, dan sebagainya.

Komentar